Menyeruput Magic Coffee di Thousand Feet Banjarmasin
Meski dinamakan magic, bukan berarti menu minuman kopi satu ini mengandung unsur sihir. Menu ini setahun belakangan sedang tren di Indonesia, termasuk di Kota Banjarmasin. Dan saya, meski sangat telat, mencobanya juga. Bukan karena FOMO, tapi karena direkomendasikan oleh barista di Thousand Feet Coffee Banjarmasin.
THE BANJARMASINER | Banjarmasin Through Words
Oleh Syam Indra Pratama, EIC HUDES Magazine
Para pendekar kopi di Banjarmasin mungkin sudah paham, jika ingin mencicipi kopi espresso based, yang mantap, salah satunya di tempat yang saya datangi ini. Mereka menggunakan biji kopi yang mereka roasting sendiri, dengan kualitas yang terkurasi. Tidak sembarangan, jelas.
| THOUSAND FEET - Mencicip magic coffee |
Nama Thousand Feet juga sering disandingkan dengan Office Coffee, yang dikenal memiliki reputasi sangat baik dalam mengolah biji kopi menjadi roasted beans pilihan. Mereka juga beberapa kali bekerjasama langsung dengan petani kopi di beberapa daerah, seperti Jawa Barat dan Aceh.
Tidak ada perubahan yang mencolok saat masuk ke dalam Thousand Feet yang sangat dekat dengan Fly Over Gatot Subroto Banjarmasin ini. Masih sama seperti tahun lalu. Nuansa homy dan furnitur kayu terasa hangat. Baru masuk, aroma roti dan kopi beradu di udara. Yang paling saya suka, kebersihannya. Bersih dan nyaman.
Tanpa cas cis cus panjang lebar, saya langsung memesan hot caffe latte. Saya pikir, seperti biasa, akan langsung diiyakan oleh barista, dan akan dibuatkan secangkir hot latte hangat. Rupanya tidak begitu.
Kali ini saya ditawari menu Magic. Nama Magic sebenarnya sudah tidak terlalu asing di telinga saya, karena setahun lalu, saya bahkan pernah berbicara dan mewawancara pencetus tren ini di Indonesia. Si Bapak Magic Indonesia yang tidak usah saya jelaskan di sini. Silakan baca di HudesMagazine.com saja ya.
Magic berasal dari Australia, dan dianggap keren saat ini. Hampir semua coffee shop yang skena bakal menambah menu ini di papan menu mereka. Kalau tidak? Ya mungkin tidak dianggap skena ala coffee culture. Mungkin lho ya, enggak selalu begitu juga sih.
Namun, bagi saya. Saya sama sekali tidak tertarik-tertarik banget dengan magic. Bagi saya, apapun itu namanya, selama masih espresso dicampur susu, ya sama-sama saja. Hanya intensitas ketebalan rasa kopi dan perbandingan alias rasionya saja yang berbeda. Kalaupun ada perbedaan, ya mungkin para pendekar yang akan paling merasakan.
Tapi jujur, saat "ditantang" oleh barista Thousand Feet mencicip si Magic ini, dalam hati saya berkata: why not? Baiklah, saya akan mencobanya kali ini. Tidak ada salahnya, lagi pula saya mau tau juga, apa bedanya. Saya sudah beberapa kali memesan coffee latte di sini, mengapa tidak mencoba Magic hari ini.
Kalau seandainya, rasanya tidak jauh beda dengan coffee lattee, atau mirip-mirip saja, saya akan mengutuki Magic ini sebagai gimmick terbaik di industri kopi pada tahun 2025. Saya duduk menunggu, dengan sepiring chesse cake.
Tidak lama, secangkir Magic pun tiba. Saatnya pembuktian. Ini momen, seperti chef Juna atau chef Karen akan mencicipi hidangan peserta MCI barangkali. Saya sesap dulu aromanya. Hmmm wanginya mirip seperti latte dan cappuccino ya. Memang sudah dari sananya memang seperti itu kan wangi kopinya.
Saya seruput, dan inilah kesimpulan saya.
Awal seruputan, memang ada bedanya dengan coffee latte. Ya jelaslah, karena espresso untuk Magic menggunakan rasio berbeda dan lebih intens. Namun memang, terasa lebih kompleks saja di lidah. Aroma, acidity (maaf ya Pakde Dritan Alsela, maaf ini kalau saya memang suka yang ada aciditynya. Buat yang paham aja) dan sepet terasa lebih clear dan jelas!
Menarik juga. Suka sih. Menurut saya, sesuai dengan yang biasa dideskripsikan para influencer kopi. Magic memang lebih nendang soal rasa. Apalagi espresso di Thousand Feet ini seperti biasa, memang asik dan saya suka kurasi mereka. Dibikin Magic jadi lebih asik.
Kalau boleh jujur, sebenarnya ya mirip sama cappuccino juga sih. Tapi ini lebih kompleks. Nah, sekarang tren baru juga muncul, yaitu Dirty latte. Kata si barista di depan, mereka juga siap sedia menyajikan Dirty latte jika ada yang memesan. Siap-siap para pendekar untuk mencoba. Kalau saya sih belum tertarik sama yang dingin-dingin. Tapi ya coba saja jika ke sini. Alamatnya ada di Jalan A Yani KM3,5, Kebun Bunga, Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin. (sip)




Post a Comment