Pagi di Rattan Inn, Hotel Berbintang dengan Masakan Banjar, Karpet Empuk dan Jamu Tujuh Angin!
Pagi itu, meriahnya menu sarapan seperti nyelusup dari dapur ke hati. Rattan Inn tampaknya bukan cuma memanggil tamunya lewat suara dentingan sendok, tapi juga kuah Soto Banjar yang terasa kayak ajakan ngobrol santai. Hahaha.
Di sebelahnya, warna kuning merah kecokelatan memikat mata: nasi kuning iwak (lauk) haruan masak habang dan intalu (telur) masak habang (kuah merah). Biasanya kita temui di hajatan atau pagi-pagi di pasar, tapi di sini? Tersaji rapi di meja sarapan hotel bintang.
Dan yang bikin tambah seru, lauk-lauk ini bisa juga jadi topping lontong kuah gurih. Kombinasi yang bikin kita merasa lagi di rumah, tapi dengan piring porselen dan kopi hitam yang selalu hangat. Nah di sini juga disediakan mesin kopi otomatis yang bisa menyajikan espresso, latte dan cappuccino. Kalau biji kopinya, kami enggak tau, apakah arabika atau robusta, atau malah blend dari keduanya.
Belum selesai di situ, ternyata sudut Palmea Coffee Shop menyimpan kejutan lain di kala pagi di Rattan Inn: Aneka Jamu dalam botol kaca berlabel cantik.
Ada beras kencur, pegal linu, wedang jahe, sampai yang namanya terdengar seperti superhero herbal: Tujuh Angin.
Katanya, beras kencur bisa bikin badan segar dan semangat kerja, wedang jahe menghangatkan tenggorokan, pegal linu buat yang kemarin sok-sokan olahraga, dan Tujuh Angin, yah, mungkin ini ramuan anti masuk angin sekaligus pelindung dari gempuran deadline.
Kami pun mencoba satu. Rasanya bagaimana ya, yang jelas paiiiiit banget! Hangat di tenggorokan kalau ditambah wedang. Kalau tiap sarapan ada jamu begini, mungkin bagus juga ya.
Begitu perut terisi, kita bisa melangkah keluar. Sejak pagi lalu lintas di Jl. Ahmad Yani KM 5,7, alamat hotel ini, sudah mulai hidup. Lokasinya strategis banget: di pinggir jalan provinsi, dekat gerbang perbatasan Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar. Dari sini mau ke pusat kota, Martapura, atau Banjarbaru, semua tinggal gas sedikit.
Dan kalau tiba-tiba kepikiran Butterscotch Latte dari Fore atau mau nongkrong ala Tomoro Coffee, dua-duanya ada di sekitar sini. Tinggal order via ojol atau jalan santai sambil menghirup aroma biji kopi.
Sekadar saran, jika kamu menginap bersama keluarga, apalagi bawa anak-anak, ada baiknya membeli air mineral ukuran besar terlebih dahulu. Karena di dalam kamar hanya disediakan dua air mineral ukuran 600ml saja. Jadi kalau mau merebus Pop Mie atau nyeduh teh dan kopi kayaknya bakalan perlu air lebih banyak. Kalau beli keluar, mungkin agak repot.
![]() |
JAMU - Tinggal pilih maju jamu yang mana, saat sarapan. |
Bagi yang biasanya susah bobo kalau enggak ada guling, tampaknya bisa lebih lega, karena disediakan juga guling, walaupun bentuknya kecil hahaha.
Begitu masuk kamar, ada satu hal yang langsung bikin kami ingin melepas sepatu: lantainya. Bukan lantai dingin yang bikin kaki kaget, tapi lantai empuk berlapis karpet agak tebal. Rasanya seperti permukaan matras les yoga, agak lentur meski kasar tapi mantap menopang.
Karpet ini bukan cuma urusan estetika, tapi juga fungsional. Kalau AC lagi di mode “kutub utara” dan udara kamar terasa segar sampai tulang, karpet ini bertugas jadi sahabat hangat di bawah kaki. Mau duduk bersila sambil ngemil, atau sekadar selonjoran sambil main ponsel di lantai, semua terasa nyaman.
Kadang, justru lantai karpet ini yang bikin enggan naik ke ranjang. Ada sensasi berbeda selonjoran di bawah: AC dingin mengalir pelan, kaki tenggelam di empuknya karpet.
Rattan Inn bisa jadi tempat buat tidur setelah perjalanan panjang. Namun seperti tuan rumah yang tahu cara memanjakan tamu: sarapan lokal yang hangat, lokasi yang bikin mudah kemana-mana, dan suasana yang nggak sok-sokan tapi tetap elegan. Pagi di sini bukan cuma awal hari, tapi potongan cerita Banjar yang bisa kamu bawa pulang.
Post a Comment