Tips Membeli Hot Latte Terbaik di Fore, Kenangan dan Tomoro Versi The Banjarmasiner
Selera setiap orang memang berbeda; tidak ada yang persis sama. Sama halnya dalam memilih kopi mana yang menurut pribadi kita terasa paling nikmat. Ada yang bilang kopi dari Kopi Kenangan adalah yang terbaik. Ada pula yang merasa kopi dari Fore-lah yang benar-benar unggul.
Bahkan, ada yang merasa kopi di kedai kopi artisan di dekat rumahnya adalah yang terenak. Dan tentu saja, masih akan ada banyak pendapat lainnya. Itulah selera, tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah.
Kalau ditanya kepada saya, kopi susu mana (hot latte) di antara merek-merek warung kopi skala nasional ini yang terbaik, saya akan mengatakan hot latte dari Tomoro adalah yang terbaik, versi saya, setidaknya untuk sekarang. Lebih spesifik lagi, saya menyukai hot latte Tomoro dengan beans Master S.O.E Series alias Single Origin Espresso. Katanya biji kopinya berasal dari Ethiopia, dengan kualitas di atas rata-rata. Harganya pun sedikit lebih mahal dibanding hot latte biasa.
Mengapa saya memilih itu? Karena sesuai dengan selera saya. Hahaha.
Kalau ingin jawaban yang lebih “reasonable,” maka jawabannya terletak pada rasa espressonya. Ada perbedaan signifikan di lidah saya. Pada latte reguler, kita biasanya akan merasakan kopi susu tanpa gula yang cukup bold. Namun, pada hot latte dengan biji kopi S.O.E, rasanya lebih santun di lidah, tidak terlalu tebal, tetapi terasa lebih kompleks dan smooth. Dan itulah selera saya dalam memilih hot latte tanpa gula.
Meski saya belum mencoba menu Americano dengan beans S.O.E ala Tomoro, saya menduga Americano-nya akan lebih fruity dan smooth. Walau namanya Americano, tetap saja hasilnya tidak bisa disamakan dengan seduhan ala kopi filter menggunakan alat seperti V60 atau sejenisnya.
Katanya sih, dalam keterangan resmi mereka, Master S.O.E. Series, menggunakan biji kopi Guji Natural Grade 1 dari Ethiopia. Biji kopi ini berasal dari ketinggian 2.000–2.350 mdpl, menghasilkan kopi dengan aroma buah dan bunga yang intens.
Oh iya, seingat saya Kopi Kenangan juga memiliki konsep serupa. Mereka menawarkan pilihan biji kopi dengan kualitas lebih tinggi, misalnya beans Juara, kopi arabika premium. Soal rasa, latte Kopi Kenangan dengan beans Juara memang bisa bersaing dengan S.O.E-nya Tomoro. Tapi entah mengapa, saya lebih suka Tomoro, meski ukuran gelasnya menurut saya agak kebesaran.
Jadi, ini adalah tips dari saya untuk kamu yang suka hot latte tanpa gula jika datang ke kedai kopi jaringan nasional. Jika kamu tipe yang suka latte dengan kopi yang bold, tanpa neko-neko, kamu bisa memesan menu reguler dengan kopi reguler juga di gerai mana saja. Namun bagi saya, Fore memiliki latte yang sedikit lebih santun, tidak terlalu bold.
Namun jika kamu ingin latte dengan espresso yang lebih kompleks alias gak sekadar pait doang, kamu bisa mencoba latte dengan biji kopi S.O.E di Tomoro. Kalau di Kopi Kenangan kamu bisa memesan latte dengan biji kopi Juara. Ini adalah biji kopi arabika premium versi Tomoro dan Kenangan. Harganya pun juga lebih mahal.
Perbedaanya, jika di Kenangan kamu bisa membeli latte dengan ukuran reguler menggunakan biji kopi Juara-nya, nah di Tomoro sepertinya kamu hanya mendapat pilihan ukuran gelas yang lebih besar dari reguler. Jadi tergantung pilihan kamu.
1.000 gerai
Kopi Kenangan, yang didirikan pada 2017, kini telah menjadi salah satu jaringan kopi terbesar di Indonesia. Pada 2024, mereka telah memiliki lebih dari 1.000 gerai di lebih dari 60 kota di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina . Mereka juga berhasil menjual hampir enam juta cangkir kopi setiap bulannya.
Sementara itu, Fore Coffee, yang didirikan pada 2018, juga menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Pada 2024, mereka memiliki lebih dari 210 gerai di Indonesia dan Singapura.
Pada paruh pertama 2025, mereka mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 47 persen dan laba bersih sebesar 29 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Ngomong-ngomong soal Tomoro Coffee, perkembangannya cukup menarik. Tomoro, yang didirikan pada Agustus 2022 oleh Xing Wei “Star” Yuan dan Fish Sun, sekarang sudah berkembang pesat jadi salah satu jaringan kopi terbesar di Indonesia. Sampai Oktober 2024, mereka sudah punya lebih dari 600 gerai di Indonesia, plus sekitar 20 gerai internasional di China, Singapura, dan Filipina. Target mereka pun ambisius: dalam 12 bulan ke depan ingin mencapai 1.000 gerai di Indonesia, dan dalam jangka panjang sampai 3.000 gerai di Asia Tenggara. Lumayan gila kan, baru berdiri dua tahun tapi udah setinggi itu ekspansinya?
Untuk mendukung pertumbuhan ini, Tomoro juga buka fasilitas pemanggangan kopi pertama mereka di Jakarta pada Mei 2024. Kapasitasnya mencapai 2.400 ton per tahun, dan yang menarik, proses pemanggangannya bisa dipantau secara real-time.
Jadi rasa kopinya tetap konsisten di setiap batch. Selain itu, mereka juga desain fasilitasnya ramah lingkungan, bisa mengurangi polusi asap lebih dari 60 persen saat proses pemanggangan. Menurut saya, ini langkah yang bagus karena selain ekspansi, mereka juga mulai serius menjaga kualitas kopi dan lingkungan.
Nah dari sini bisa kebayang kan? Enggak mungkin mereka bakal menggunakan biji kopi yang berubah-ubah. Dengan jumlah gerai sebanyak itu, mereka akan mencari biji kopi dalam jumlah besar dengan jenis yang sama agar bisa konsisten untuk ratusan hingga ribuan gerai mereka itu.
Satu sisi, saya sangat senang dengan perkembangan ini. Brand-brand komersil ini mulai juga memikirkan sajian premium dengan biji kopi premium juga.
Post a Comment